TACENDA #1
Sore yang terik, berbeda dengan hari-hari biasanya. aku duduk diantara jendela dan sudut ruangan rumah minimalis ini. Di sebelah kiri ku ada yogurt kesukaanku, dan di sebelah kananku adalah jendela yang terhubung dengan beberapa bunga-bunga. Aku bisa menyenggolnya bila ingin. Jendela dengan kaca bening mampu menjelaskan betapa sani hari ini. Daun-daun kelapa sawit yang bergerak dikarenakan angin yang terus menggoda. Langit yang biru, dibarengi segerombolan awan yang tidak ingin kalah; seolah ingin menunjukan pesona-nya. Segerombolan awan itu bergerak mengikuti arah angin; membentuk pola-pola abstrak yang akan terus menguras imajinasi bagi tiap-tiap pasang mata yang menyaksikan. Dan, tanpa sadar, kembali aku mengingat seseorang yang tidak kuingini. "kalau kamu rindu, coba luangin waktu keluar rumah, lihat awan; itu jelmaan-ku". Sebuah bait kalimat yang menyenangkan untuk di dengar walaupun aku tahu itu bohong. Hebatnya kamu merangkai kata-kata tak di sengaja, tapi bagiku kini
